selawat dan salam buat junjungan besar Nabi kita Muhammad bin Abdullah suri teladan sepanjang zaman....
Kisah nyata ini diceritakan oleh seorang anggota Harakah Ansar Iran (Kelompok Mujahidin Ahlus Sunnah wal Jamaah di Iran) melalui situs resminya, tentang seorang mujahid dan istrinya yang penyabar.
Berikut kisahnya:
Saya akan menceritakan kepada kalian
sebuah kisah yang indah tentang seorang mujahid muda ketika ia baru
pertama kali bergabung di jajaran Mujahidin, beberapa tahun lalu.
Tahukah kalian, ia adalah seorang mujahid yang cintanya terhadap Allah
dan Jihad sangat besar. Ia berangkat untuk menunaikan kewajibannya pada
saat Subuh setelah hari pernikahannya. Tetapi yang sangat luar biasa
adalah apa yang istrinya katakan ketika ia hendak pergi. Sang istri
mengatakan, “Aku akan senantiasa bersujud kepada Allah hingga engkau
kembali atau jasadmu kembali.” Dengan dorongan semangat ini, ia
meninggalkan kesenangan duniawi, demi sebuah hidup penuh kesulitan dan
pengorbanan.
Pada suatu malam, pada saat perjalanannya
dari satu kamp ke kamp yang lain, ia merelakan dirinya sendiri untuk
mencari bantuan makanan di dekat desa terdekat untuk para sahabat
mujahidin. Mengetuk pintu dari rumah ke rumah, ia disambut dengan
sambutan yang sangat tidak ramah, setiap rumah hanya mengatakan
kepadanya bahwa para Mujahidin itu tidak diterima di sini.
Pada saat ia tiba di rumah ke-10, ia
mengangkat tangannya berdoa kepada Allah dan mengatakan “Ya Allah!
Engkau adalah saksiku bahwa Aku hanya ingin mencari sisa makanan untuk
saudara-saudaraku, sehingga kami bisa menunaikan kewajiban kami lebih
baik lagi demi Engkau. Dan Engkau adalah Maha Pemberi, Maha Pemurah!”
Terkejutlah ia, rumah terakhir ini sangat
menyambutnya dengan hangat. Sang pemilik menawarkan semua rotinya dan
mengatakan, “Bagaimana mungkin keluargaku bisa tidur, sementara para
tentara Allah kelaparan?” Dan kemudian dengan semua kantong penuh
makanan, ia kembali dengan sangat gembira ke kamp yang jauhnya beberapa
kilometer
.
Namun, di belakangnya ia mendengar suara
tangisan dan teriakan yang datang dari salah satu rumah di pinggiran
desa itu. Segera ia meletakkan makannya di pinggir jalan dan masuk ke
rumah itu untuk memeriksanya – tidak ada persiapan untuk apa yang akan
dihadapi.
Di sana ia melihat 5 hingga 6 laki-laki memperkosa salah satu gadis desa itu.
“Hey!” ia berteriak tanpa ragu-ragu,
mengagetkan geng pemerkosa itu. “Jika kalian tidak berhenti sekarang dan
pergi, Aku akan membunuh kalian semua!” lanjutnya dengan pandangan
tajam (yakin). Tetapi sebelum ia bisa mengambil pistol yang ada di
pinggannya, salah satu dari para pemerkosa itu berada di ruangan lain,
mengeluarkan pisau dan menikamnya di punggung dan kakinya – membuatnya
tersungkur ke lantai.
Beruntungnya, meski dalam keadaan kalut,
ia mampu mengeluarkan pistolnya dan menembaki semua pemerkosa itu
(dengan rahmat Allah).
Dengan mengabaikan rasa sakitnya dan
nyaris tak bisa berjalan, ia mengenakan pakaian gadis muda itu,
mengambil makanannya, dan membawanya kembali ke desa dengan selamat. Dan
sebelum ada orang tahu siapa yang telah menyelamatkan gadis muda itu,
ia kembali ke kampnya.
Ketika ia kembali, dengan bajunya yang
bersimbah darah, ia segera disambut oleh para Mujahidin dan menceritakan
kepada mereka tentang peristiwa yang telah terjadi. Para Mujahidin
terkejut dan terkagum padanya, bahwa mujahid muda yang belum
berpengalaman ini mampu menangani geng pemerkosa itu sendirian.
Yang membuat bertambah kekaguman mereka
adalah, pada saat itu mereka juga mengetahui bahwa ia baru saja menikah
dan datang ke tanah Jihad ini sehari setelah pernikahannya. Komandan
menghiburnya karena luka-luka yang ia derita, mendoakannya, dan
mengirimnya kembali ke rumahnya untuk meluangkan waktu bersama istrinya
hingga ia sembuh dari lukanya.
Setelah tidak melihat istrinya selama
beberapa minggu setelah pernikahannya, ia mengatakan kepada saya (yang
bercerita -pent) “Ketika Aku kembali ke rumah, ke istri saya, seakan
Allah telah menempatkan cinta satu sama lain di hati kami. Kami tahu
bahwa kami menikah untuk mencari ridho Allah, dan kami akan membantu
satu sama lain untuk membangun istana kami di Jannah, bersama.”
Kemudian, ia telah sembuh, Alhamdulillah,
dan telah kembali untuk berjihad bersama istrinya yang penyabar yang
mendukungnya dari rumah.
Semoga Allah memberikan kita Mujahidin seperti ikhwan ini, dan para istri seperti akhwat ini, Aamiin.
Oleh: Nasser Balochi
mmt~
allah..kisah yang sangat sedih, mendidk..kemudian..~ Allah tidak akan biarkan para mujahid dan mujahidahNya..tidak bahagia..syukran ukhti, atas kisah yg bermakna ini..
ReplyDelete:) afwan...semoga kisah ini memberi inspirasi pada muslimin dan muslimat...syukran sudi baca entry ini...
ReplyDelete